Salam Enginering kawan,
Pusing dengan mata kuliah Statistika ? sama saya juga hehe.. tapi bawa enjoy
aja kawan, mari kita bahas apa itu Statika. Dalam kesempatan kali ini kita
bahas pengertian dasar, dan jenis dari beban-beban yang ada pada suatu konstruksi,
jangan langsung keperhitungan nanti pusing duluan hahaha.. oke apa itu
Statistika ? Statika atau Statistika atau Mekanika Teknik merupakan ilmu yang
mempelajari tentang kekuatan suatau bangunan (konstruksi) dari segi pembebanan
atau gaya-gaya yang mempengaruhi ketidak setabilan pada bangunan/konstruksi itu
sendiri. Pembebanan menjadi pokok utama dalam Mata Kuliah ini, Karena dalam
perhitungannya jumlah semua beban (gaya aksi) harus = 0 terhadap gaya
reaksi yang di berikan. Sehingga apabila suatu bangunan sudah memenuhi syarat
tersebut bangunan tersebut sudah dalam keadaan stabil, maka dari itu Semua
beban yang ada pada bangunan harus benar-benar di perhitungkan, agar bisa
menghasilkan bangunan yang kokoh dan tidak mudah ambruk.
Secara garis besar terdapat
2 gaya yang dapat mempengaruhi kesetabilan pada suatu bangunan, yakni Gaya
External dan Gaya Internal . seperti yang kita ketahui bahwa internal itu
menyangkut bagian dalam dan External menyangkut bagina luar.
1. Gaya Internal gaya
yang berasal dari dalam yakni, beban bangunan itu sendiri. beban pada
banguna terbagi menjadi dua bagian, Beban Hidup dan Beban Mati.
a)
Beban Hidup (Live Loads)
merupakan Semua beban yang ditimbulkan bukan karena konstruksi itu sendiri
artinya beban tersebut bukan bagian dari beban yang di hasilkan oleh bangunan,
seperti beban kolom, balk dsb. maka dari itu Beban Hidup dapat di definisikan
sebagai beban yang berasal karena adanya penggunaan ataupun hunian di
dalamnya karena itu sifat nya bisa berubah-ubah/bergerak . Beban hidup pada
bangunan itu sendiri meliputi berat manusia,lemari-lemari dan benda furniture
lainnya, juga benda-benda yang dapat dipindahkan (bergerak).
Tabel 2.1.a. Beban Hidup
No.
|
Beban Hidup
|
Kg/m2
|
1.
|
Lantai dan tangga, kecuali
yang di sebut dalam (b)
|
200
|
2.
|
Lantai dan rumah tinggal
sederhana dan gudang-gudang tidak penting, yang bukan untuk toko atau ruang
kerja
|
125
|
3.
|
Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko,
restorant, hotel, asrama dan rumah sakit.
|
250
|
4.
|
Lantai ruang olahraga
|
400
|
5.
|
Lantai ruang dansa
|
500
|
6.
|
Lantai dan balkon dalam dari ruang-ruang
untuk pertemuan yang lain dari pada yang di sebut dalam (a) s/d (e),
seperti mesjid, gereja, ruang pagelaran, ruang rapat, bioskop, dan
panggung penonton dengan tempat duduk tetap.
|
400
|
7.
|
Panggung penonton tempat duduk tidak tetap
atau untuk penonton yang berdiri.
|
500
|
8.
|
Tangga, bordes tangga,
lantai, dan gang dari ruang-ruang yang disebut dalam poin (c)
|
300
|
9.
|
Tangga, bordes tangga,
lantai, dan gang dari ruang-ruang yang disebut dalam poin (d), (e), (f) dan
(g)
|
500
|
10.
|
Lantai ruang pelengkap
dari ruang-ruang yang di sebut (c), (d), (e), (f), dan (g)
|
250
|
11.
|
Lantai untuk : pabrik,
bengkel, gudang, perpustakaan, ruang arsip, toko buku, toko besi, ruang alat-alat
danruang mesin, harus direncanakan terhadap beban hidup yang ditentukan
tersendiri, dengan minimum
|
400
|
12.
|
Lantai gedung parkir bertingkat :
* Untuk lantai bawah
*
Untuk lantai tingkat
lainnya
|
800
400
|
13.
|
Balkon-balkon yang menjorok bebas keluar
harus direncanakan terhadap beban hidup dari lantai ruang yang berbatasan,
dengan minimum
|
300
|
b b) Beban Mati (Dead
Loads)merupakan kebalikan dari Beban Hidup, dimana semua beban mati berasal dari
bangunan (konstruksi) itu sendiri yang sifat nya tetap, juga termasuk beban
yang dihasilkan dari mesin atau peralatan tetap yang merupakan bagian yang
tidak bisa dipisahkan dari bangunan itu sendiri. Beban Mati itu sendiri
meliputi Beban Struktural seperti, berat Kolom, Balk, Dinding, Plat Lantai,
Penutup Atap dsb.
Tabel 2.1.b. Berat sendiri
bangunan dan komponen gedung
NO
|
Bahan
Bangunan
|
Berat
Sendiri (Kg/m3)
|
1
|
Baja
|
7850
|
2
|
Batu alam
|
2600
|
3
|
Batu belah,
batu bulat, atau batu gunung(berat tumpuk)
|
1500
|
4
|
Batu karang
(berat tumpuk)
|
700
|
5
|
Batu pecah
|
1450
|
6
|
Besi tuang
|
7250
|
7
|
Beton
|
2200
|
8
|
Beton
bertulang
|
2400
|
9
|
Kayu (kelas
I)
|
1000
|
10
|
Kerikil,
koral (kering udara sampai lembab, tanpa ayak)
|
1650
|
11
|
Pasangan bata
merah
|
1700
|
12
|
Pasangan batu
belah, batu bulat, batu gunung
|
2200
|
13
|
Pasangan batu
cetak
|
2200
|
14
|
Pasangan batu
karang
|
1450
|
15
|
Pasir (kering
udara sampai lembab)
|
1600
|
16
|
Pasir (jenuh
air)
|
1800
|
17
|
Pasir
kerikil, koral (kering udara sampai lembab)
|
1850
|
18
|
Tanah,
lempung dan lanau (kering udara sampai lembab)
|
1700
|
19
|
Tanah,
lempung dan lanau (basah)
|
2000
|
20
|
Timah hitam (timbel)
|
11400
|
(Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983)
1. Gaya External gaya
yang berasal dari Luar seperti, beban angin, Getaran yang di akibatkan
Gempa. Mari kita bahas kedu beban tersebut.
aa)
Beban Angin
Beban angin adalah beban yang bekerja pada bangunan
atau bagiannya karena adanya selisih tekanan udara (hembusan angin kencang).
Beban angin ini ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan
negatif (isapan angin), yang bekerja tegak lurus pada bidang-bidang bangunan
yang ditinjau.
Menurut
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, besarnya tekanan tiup angin
ini harus diambil minimum 25 kg/m2 luas bidang bangunan yang
ditinjau. Sedangkan untuk di laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai tekanan
tiup angin ini diambil minimum 40 kg/m2, serta untuk daerah-daerah
di dekat laut dan daerah-daerah lain dimana kemungkinan terdapat kecepatan
angin yang mungkin dapat menghasilkan tekanan tiup yang lebih besar dari yang
ditentukan di atas, maka tekanan tiup angin tersebut harus dihitung dengan
rumus:
p = V2/16
(kg/m2)
|
Dimana : p = tekanan tiup angin (kg/m2).
V = kecepatan angin (m/detik).
bc) Beban Gempa
Beban gempa adalah semua beban
statistic ekuivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh
dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam hal pengaruh gempa pada struktur
gedung di tentukan berdasarkan suatu analisa dinamik, maka yang di artikan
dengan beban gempa di sini adalah gaya – gaya dalam struktur tersebut yang
terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.
Sumber Referensi : (http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/civil-engineering/2005/Artikel_10300035.pdf )
Apabila ada Tambahan silahkan isi pada kotak komentar :)